Imam Bukhari ra tlah mndatangkan riwayat yg masyhur mengenai Sayyiduna Umar ra, ketika menghampiri wafatnya stelah di tikam oleh Abu Lu'lu Al-Majusi. Beliau telah menyuruh anaknya Abdullah memohon izin kpd Sayyidatina Aisyah untuk di kebumikan bersama Rasulullah SAW & Sayyidina Abu Bakar ra dlm rumah Aisyah. Ini semata2 untuk mndptkn berkah kuburan brsebelahan dg Rasulullah SAW.
Demikian pula kisah Sayyiduna Bilal bin Abi Rabah Muadzin Rasulillah SAW, Apabila beliau tlah brada di Damsyik (bermustauthin/tinggal menetap di sana). Beliau bermimpi Rasulullah SAW & bersabda:
"Ya Bilal, tidakkah engkau rindu kepadaku? Apakah belum dtang lagi masa untuk engkau menziarahiku?", Maka Sayyiduna Bilal dgn segera brngkat ke Madinah untuk menziarahi makam Rasul SAW, Maka mulailailah Sayyiduna Bilal menangis di sisi Makam Rasulillah SAW, di usap2kan wajahnya di atas kuburan Rasulullah tidak lain karena kasih sayang rindu yg mendalam".
(KITAB MUSNAD IMAM AHMAD JUZ 5/422).
Para Tabi'in Bertabarruk (NGALAP BERKAH) Dengan Mencium Tangan Sahabat Ra.
Al-Imam Bukhari telah meriwayatkan dalam Kitab Al-Adab, Halaman 144, bahwasannya telah berkata Tsabit Al-Bunani ra kepada Sahabat Anas bin Malik ra:
"Apakah engkau pernah menyentuh Rasulullah SAW dengan tanganmu ini? Maka Beliau ra menjawab:"YA", Maka Tsabit seketika itu langsung mencium tangan Anas bin Malik ra".
Dan dari sumber yang sama diriwayatkan pula oleh Imam Syuhaib ra, beliau berkata: "Aku telah melihat Sayyiduna Ali ra mencium tangan dan kaki Sayyiduna Abbas ra (Paman Rasulullah SAW).
(Imam Bukhari dalam Kitab Al-Adab, Halaman:144).
Semoga bermanfa'at aamiin...
Pesan Pribadi kepada kaum yang anti tabarruk khususnya KAUM SAWAH (SALAPI WAHABI), MUHAMMADIYAH, MTA:
"Janganlah anda selalu berkata dan mencaci maki kepada selain golongan anda: ENTE SESAT, ENTE AHLUL BID'AH, ENTE SYIRIK, ENTE KAFIR, Karena semua amaliyah aswaja tak akan pernah lepas dari konsep pemahaman AL-QUR'AN, HADITS, IJMA' & QIYAS... INSYA ALLAAH.
Terjemah teks yang diberi garis bawah:
Wafa al Wafa Bi Akhbar Dar al Musthafa
Karya Imam as Samhudi (W 911 H)
Sementara kaum Wahabi berkata bahwa orang yang ziarah ke makam para wali Allah adalah orang-orang musyrik (dalam istilah buruk mereka "Quburiyyun")... terlebih lagi yang mencium makam mereka!!!!
Lebih parah lagi, "imam besar tanpa tanding" mereka; Ibnu Taimiyah, mengatakan bahwa perjalanan ziarah ke makam Rasulullah untuk tujuan ziarah adalah perjalanan maksiat; tidak boleh mengqasar shalat dalam perjalanan tersebut.... nau'dzu billah!!!!
Para Tabi'in Bertabarruk (NGALAP BERKAH) Dengan Mencium Tangan Sahabat Ra.
Al-Imam Bukhari telah meriwayatkan dalam Kitab Al-Adab, Halaman 144, bahwasannya telah berkata Tsabit Al-Bunani ra kepada Sahabat Anas bin Malik ra:
"Apakah engkau pernah menyentuh Rasulullah SAW dengan tanganmu ini? Maka Beliau ra menjawab:"YA", Maka Tsabit seketika itu langsung mencium tangan Anas bin Malik ra".
Dan dari sumber yang sama diriwayatkan pula oleh Imam Syuhaib ra, beliau berkata: "Aku telah melihat Sayyiduna Ali ra mencium tangan dan kaki Sayyiduna Abbas ra (Paman Rasulullah SAW).
(Imam Bukhari dalam Kitab Al-Adab, Halaman:144).
Semoga bermanfa'at aamiin...
Pesan Pribadi kepada kaum yang anti tabarruk khususnya KAUM SAWAH (SALAPI WAHABI), MUHAMMADIYAH, MTA:
"Janganlah anda selalu berkata dan mencaci maki kepada selain golongan anda: ENTE SESAT, ENTE AHLUL BID'AH, ENTE SYIRIK, ENTE KAFIR, Karena semua amaliyah aswaja tak akan pernah lepas dari konsep pemahaman AL-QUR'AN, HADITS, IJMA' & QIYAS... INSYA ALLAAH.
Terjemah teks yang diberi garis bawah:
Wafa al Wafa Bi Akhbar Dar al Musthafa
Karya Imam as Samhudi (W 911 H)
Al Izz bin al Jama’ah berkata: “Dalam kitab al Ilal dan kitab Su’alat Abdullan bin Ahmad bin Hanbal; (Kitab berisi pertanyaan-pertanyaa yang ditanyakan oleh Abdullah kepada ayahnya sendiri; yaitu Imam Ahmad bin Hanbal), sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Ali bin as Shuf dari Abdullah, bahwa Abdullah berkata: Saya telah bertanya kepada ayahku tentang orang yang mengusap mimbar Rasulullah untuk tujuan mendapatkan berkah, menciuminya, lalu melakukan hal yang sama terhadap makam Rasulullah supaya mendapatkan pahala dari Allah; ia (Imam Ahmad bin Hanbal) menjawab: Tidak masalah (boleh)”.
As Subki (Imam Taqiyyuddin Ali bin Abdil Kafi as Subki) dalam risalah bantahannya terhadap Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa larangan mengusap makam Rasulullah bukan perkara yang telah disepakati para ulama. Telah meriwayatkan Abul Husain Yahya bin al Husain ---- dengan sanadnya -----, berkata: Ketika Marwan bin al Hakam (salah seorang khalifah Bani Umayyah) mendatangi makam Rasulullah ia mendapati seseorang tengah duduk di hadapan makam tersebut. Marwan memagang tengkuk orang itu, berkata: Apakah sadar apa yang engkau lakukan ini? Orang itu berbalik menghadap, menjawab: Iya, (saya sadar) saya tidak mendatangi (berhadapan) sebongkah batu dan tembok, saya mendatangi Rasulullah. (saya mendengar Rasulullah bersabda): “Janganlah kalian tangisi jika agama ini dipimpin oleh ahlinya, tapi tangisilah jika agama ini dipimpin oleh orang yang bukan ahlinya”. (artinya; engkau wahai Marwan bukan seorang yang ahli dalam memimpin agama ini). Orang tersebut ternyata adalah sahabat Rasulullah; yaitu Abu Ayyub al Anshari.
Kemudian sahabat Bilal bin Rubah ketika datang dari Syam (sekarang Lebanon, Siria, Yordani, dan Palestina) ke Madinah untuk tujuan ziarah ke makam Rasulullah maka ia langsung mendatangi makam, menangis di hadapannya, dan membolak-balikan wajahnya di atas makam tersebut. Sanad riwayat ini baik.
Setelah Rasulullah dimakamkan maka datanglah Fatimah (putri Rasulullah), ia berdiri di hadapan makam, lalu mengambil segenggam tanah dari makam tersebut, ia letakan pada kedua matanya, ia menangis lalu berkata:
Apa yang akan diraih oleh orang yang mencium tanah Muhammad; adalah bahwa ia tidak akan penah mencium sepanjang masanya sesuatu yang lebih berharga dari pada tanah tersebut.
Telah ditimpakan kepadaku berbagai musibah (termasuk wafatnya Rasulullah); yang musibah-musibah jika tersebut ditimpakan pada siang maka ia seluruh siang akan menjadi malam (artinya musibah tersebut sangat berat).
Al Khathib bin Hamalah menyebutkan bahwa sahabat Abdullah bin Umar bin khattab telah meletakan tangan kanannya di makam mulia Rasulullah. Lalu Bilal bin Rubah juga telah meletakan kedua pipinya di atas makam Rasulullah. al Khathib juga telah menyebutkan riwayat dari kitab Su’alat Abdullah bin Ahmad (sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas). Ia (al Khathib) berkata: Tidak diragukan lagi bahwa tenggelam dalam rasa cinta menjadikan itu (mengusap makam) perkara yang boleh. Tujuan dari pada itu semua adalah untuk penghormatan dan memuliakan. Sungguh derajat manusia itu bertingkat, sebagaimana dahulu di masa Rasulullah masih hidup manusia itu bertingkat (berbeda-beda); ada sebagian mereka ketika melihat Rasulullah mereka tidak dapat menahan dirinya (karena cinta) maka langsung “memburu” Rasulullah, ada sebagian lainnya yang “kalem (berhati-hati; tidak grasa-grusu)” maka mereka dapat menahan dirinya. Yang jelas semua itu adalah baik”.
Al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani berkata: “Sebagian ulama dalam mengambil kesimpulan/intisari (istinbath) tentang mengapa disyari’atkan mencium hajar aswad adalah dengan dengan dasar kebolehan mencium segala sesuatu yang berhak untuk dimuliakan; baik manusia atau lainya. Adapun tentang anjuran mencium tangan manusia (yang mulia) penjelasannnya telah lalu bahwa termasuk bentuk adab. Sementara anjuran terhadap selain manusia adalah dengan dasar (di antaranya) riwayat bahwa Imam Ahmad ditanya tentang mencium mimbar Rasulullah dan makamnya; beliau memandang itu bukan masalah (artinya boleh)”.
Sementara kaum Wahabi berkata bahwa orang yang ziarah ke makam para wali Allah adalah orang-orang musyrik (dalam istilah buruk mereka "Quburiyyun")... terlebih lagi yang mencium makam mereka!!!!
Lebih parah lagi, "imam besar tanpa tanding" mereka; Ibnu Taimiyah, mengatakan bahwa perjalanan ziarah ke makam Rasulullah untuk tujuan ziarah adalah perjalanan maksiat; tidak boleh mengqasar shalat dalam perjalanan tersebut.... nau'dzu billah!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar